Ospek atau di UGM dikenal dengan nama PPSMB (Pelatihan Pembelajar Sukses Mahasiswa Baru) merupakan program yang katanya wajib bagi mahasiswa baru.
Kalau di beberapa tempat ospek merupakan ajang perpeloncoan kalau di UGM sudah mulai dikurangi. Meski di tingkat fakultas masih terdapat beberapa "pelatihan mental" menggunakan marah-marah dengan teriak yang dirasa tidak beralasan.
Di UGM sendiri Fakultas Filsafat tergolong paling "manusiawi" dikarenakan tugas yang sedikit dan tidak ada lari-lari. Meski begitu di sini masih saja ada yang namanya komdis,timdis, disma, keamaanan, korlap atau apapun sebutannya yang tugasnya buat mendisiplinkan mahasiswa dengan gaya "semimiliter".
Saya kira tidaklah bisa menggunakan alasan untuk mendisiplinkan mabanya sehingga membentuk petugas khusus yang tugasnya marah-marah karena pada dasarnya mahasiswa tersebut sudah dewasa dan sudah tahu mana yang benar dan mana yang salah. Ini sudah dibuktikan di tingkat Universitas yang tidak menggunakan komdis masih bisa berjalan teratur hanya dengan arahan panitia yang benar.
Jika menggunakan alasan melatih mental sebelum menghadapi dunia perkuliahan yang menurut mereka "kejam" hal ini juga tak beralasan. Ini seolah-olah mengatakan bahwa para dosen di tempat tersebut "kejam" seperti yang dilakukan komdisnya. Padahal menurut saya tidak semua dosen bahkan sedikit sekali dosen yang seperti itu. Mereka scara tidak langsung sudah membuat sebuah pemikiran bahwa yang berada di posisi atas (atasan) dapat marah-marah dengan bebas kepada bawahan. Padahal sesungguhnya akan lebih baik menanamkan budaya nasihat daripada budaya marah-marah.
Saran saya akan lebih baik di masa yang akan datang ospek atau apapun sebutannya haruslah bebas dari kekerasan baik fisik maupun verbal. Kedua akan lebih baik para panitia membudayakan nasihat daripada budaya marah-marah kepada mahasiwa barunya.
PS: maaf jika ada yang tersinggung in hanya opini dari yang saya lihat
Friday, August 29, 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment